Sabtu, 27 September 2008

Permasalahan dan Perjuangan Negara Indonesia Meraih Predikat Negara Maju

Permasalahan negara Indonesia sebenarnya lumayan banyak dalam meraih kemajuan dalam berbagai aspek. Ada 1 hal yang menjadi akar permasalahan-permasalahan yang timbul. Yaitu banyaknya pegawai pemerintahan yang masih melakukan praktek korupsi, atau KKN untuk lebih lengkapnya. Seandainya semua staff pemerintahan di Indonesia ini bisa menyadari bahwa KKN malah akan berdampak buruk pada diri sendiri, dan dapat diibaratkan sebagai bumerang, yang setelah kita lempar justru balik menyerang kita sendiri. Masalah KKN ini merembes ke masalah rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia (banyaknya dana yang terkuras yang dikorupsikan oleh pejabat), masalah rendahnya tingkat pendidikan (dana BOS yang sering salah penerima), masalah ekonomi yang tak kunjung membaik, dan masalah di kursi pemerintahan sendiri. Perjuangan negara Indonesia sendiri belum terlalu nampak. Karena masih kurangnya kesadaran rakyat Indonesia sendiri akan pentingnya peran serta mereka dalam menyukseskan pembangunan negara Indonesia ini menjadi negara yang lebih baik daripada sebelumnya. Pemerintah sudah melakukan perjuangan yang lumayan untuk memajukan negara. Salah satunya dengan mengatasi akar dari permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia, yaitu banyaknya KKN. Pemerintah mendirikan KPK. Namun sekarang malah dikabarkan ada petugas KPK yang melakukan suap kepada terdakwa tindak korupsi (sebagai uang penutup mulut). Inilah bukti yang nyata dari masih bobroknya mental dari jajaran pemerintah di Indonesia. Perjuangan pemerintah untuk mengatasi “cabang-cabang” dari masalah utama di Indonesia menjadi tak berarti kala korupsi makin merajalela. Hal ini memang sudah bisa diprediksi secara nalar, bahwa jika banyak dana yang dikorupsi sungguh merugikan pemerintah, apalagi jika dana tersebut sesungguhnya bisa dialokasikan untuk menunjang pembangunan negara. Perjuangan yang dilakukan pemerintah antara lain adalah :
a. Pemberian dana untuk pendidikan
b. Adanya BLT
c. Program KB
d. Perpustakaan Keliling
e. Kesehatan Gratis
f. Program Transmigrasi
g. Raskin
h. Pemberian Beasiswa Pada Murid Berprestasi
i. Mensupport Usaha Kecil Menengah Ke Bawah
j. Menghimbau Pengkonsumsian Produk Dalam Negeri

Seperti yang bisa kita lihat di atas, pemerintah sudah melakukan upaya yang bisa dinilai cukup gigih. Namun akan lebih baiknya jika pemerintah lebih bisa terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar keluhan mereka, karena faktanya masyarakat memiliki masalah-masalah yang jauh lebih banyak dan bervariasi ketimbang program-program pemerintah yang kebanyakan besar hanya mengatasi masalah yang secara garis besar saja. Hanya inilah pendapat dari orang yang sudah lama bosan akan keluh kesah rakyat yang lambat diperhatikan pemerintah. Atas kesediaannya untuk membaca tulisan sederhana ini kami ucapkan terima kasih.

Sabtu, 20 September 2008

Negara Berkembang 'Ethiopia'

Negara Berkembang

Republik Demokratik Federal Ethiopia

Republik Demokratik Federal Ethiopia (Ityop'iya, bahasa Amhara ኢትዮጵያ) adalah sebuah negara yang terletak di Afrika.
Ethiopia mempunyai salah satu sejarah terlengkap sebagai negara merdeka di benua tersebut. Merupakan negara tertua di dunia, kawasan Etiopia juga merupakan salah satu tempat peradaban yang terawal di dunia. Pemerintahan Etiopia pertama dibentuk sekitar tahun
980 SM dan menerima agama Kristen pada abad ke-4 M. Negara ini cukup unik jika dibandingkan dengan negara-negara Afrika lainnya karena tidak pernah dijajah selama masa Perebutan Afrika, dan terus merdeka hingga tahun 1936, saat pasukan Italia menguasai negara tersebut. Pasukan-pasukan Britania Raya dan Ethiopia mengalahkan tentara Italia pada 1941, dan Ethiopia memperoleh kembali kedaulatannya setelah menanda tangani Perjanjian Britania-Ethiopia pada Desember 1944. Ethiopia dulu pernah bernama Abisinia.
Kini, Etiopia merupakan negara berbentuk republik dan mengambil bagian secara aktif dalam aktivitas-aktivitas kerjasama internasional. Ibukotanya,
Addis Ababa merupakan pusat administrasi Kesatuan Afrika (AU).
Ethiopia masih memakai kalendar Julian sehingga negara ini akan membuka serangkaian perayaan dalam menyambut milenium ketiga berdasarkan penanggalan kalendar tersebut. Negara di
Tanduk Afrika ini menggunakan kalender Julian yang ketinggalan sekitar 7 tahun dibandingkan dengan kalender Gregorian yang lebih umum digunakan di seluruh dunia.

Islam di Ethiopia dan Eritrea
Ethiopia terletak di belahan Afrika Bagian Timur (Tanduk Afrika), dahulu terkenal dengan nama Habsyi atau Abyssinia, mempunyai keunikan luar biasa, karena ditengarai bahwa negara ini didirikan oleh keturunan Nabi Sulaiman dan Ratu Saba pada tahun 500 sebelum Masehi. Ratu SABA (Queen Sheba) dilahirkan di Aksum, Ethiopia, bukan di Yaman sebagaimana dikenal selama ini. Cerita tentang Ratu Saba juga diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an sebagaimana dikandung dalam surat As-Saba’ (surat 34 : 54 ayat).
Keunikan kedua, Ethiopia merupakan negara merdeka paling tua di Afrika, bahkan mungkin di dunia. Dalam legenda disebutkan bahwa pendiri pertama kerajaan Ethiopia (founder of Ethiopian Solomonic Dynasty) adalah MENELIK I (Ibn al-Malik), putra Nabi Sulaiman (Solomon) dan Ratu Saba (Queen Sheba) pada abad ke-4 sebelum Masehi. Keunikan ketiga, ketika Nabi Muhammad s.a.w. melakukan hijrah pertamanya (abad ke-7 Masehi) justru dilakukan ke Ethiopia. Keunikan keempat, Bilal bin Rabah r.a. , sahabat terkasih Nabi s.a.w. yang terkenal sebagai ‘muadzdzin pertama’ juga berasal dari Etiopia. Pada awalnya Kerajaan Aksum atau Ethiopia mengadopsi Hukum Musa (Taurat), namun sejak Raja Ezana (King Ezana) berkuasa pada abad ke-4 Masehi, Taurat digantikan Injil (Kristen).
Geografi dan Penduduk Ethiopia berbatasan dengan Somalia, Kenya, Sudan, Eritrea dan Djibouti, dengan luas wilayah 1.127.127 km2. Beriklim tropik basah. Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, dan potassium. Jumlah penduduknya sekitar 66.557.553 orang, dengan angka pertumbuhan rata-rata per-tahun 1,96%, angka kelahiran 39,81 per-1000, sedangkan angka kematian 20,17 per-1000. Penduduk Etiopia terdiri dari bermacam-macam suku antara lain Oromo (40%, Amhara dan Tigre 32%, Sidamo 9%, Shankella 6%, Somali 6%, Afar 4%, Gurage 2%, lain-lain 1%. Jumlah penganut Islam 45-50%, Kristen (Ethipian Orthodox) 35-40%, Animisme dan lain-lain 20%. Bahasa nasionalnya adalah Amharic, ditambah dengan bahasa lokal: Tigrinya, Oromigna, Guaragigna, Somali, Arab. Bahasa Inggris dipergunakan pada sekolah dan universitas.
EkonomiPerekonomian Etiopia didukung oleh sektor pertanian, yang menyumbang separuh GDP, 85% export serta menyerap 80% tenaga kerja. Angka pertumbuhan rata-rata 3%, dengan inflasi rata-rata 4%. Pendapatan per-kapita US $ 700,-. Angkatan kerja diserap oleh sektor pertanian sebesar 80%, pemerintahan dan jasa 12%, industri dan konstruksi 8% Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, potassium dan hydreopower.
Sedangkan hasil industrinya berkisar pada food processing, minuman, tekstil, bahan kima, metals processing dan semen. Sedangkan hasil pertanian unggulan adalah sereal, kopi, sayuran, domba, kambing, dan kacang-kacangan.
Angka eksportnya sebesar US $ 433 juta, dan import sebesar US $ 1,63 milyar. Komoditi eksportnya adalah kopi, emas, binatang hidup, produk kulit, sedangkan patner ekspor Inggris, Djibouti, Jerman, Itali, Jepang, Saudi Arabia dan Amerika Serikat. Komiditi yang diimport adalah makanan, binatang hidup, minyak dan produknya, bahan kimia, mesin, motor, dan tekstil.
Patner import Saudi Arabia, Cina, Italia, India, dan Jerman. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang Etiopia adalah ‘birr (ETB’. US $ 1,- equivalent 8.46 birr (ETB).
Sejarah PemerintahanRepublik Demokrasi Federal Ethiopia (Federal Democratic Republic of Ethiopia) dalam bahasa lokal disebut Ityop’iya Federalawi Demokrasiyawi Ripeblik, dahulu bernama Abyssinia atau Italian East Africa. Ibukota Etiopia adalah ADDIS ABABA, terbagi dalam 9 negara bagian yang didasarkan pada etnis dan 2 self-governing administrations, yaitu Adis Adeba (Adis Ababa), Afar, Amara (Amhara), Binshangul Gumuz, Dire Dawa, Gambela Hizboch (Gambela Peoples) Hareri Hizb (Harari People), Oromiya (Oromia), Sumale (Somali), Tigray, Ye Debub Biheroch Bihereseboch na Hizboch (Sauthern Nation, Nationalities and Peoples). Sebagaimana telah diuraikan, Ethiopia adalah negara merdeka tertua di dunia. Pendirinya adalah Menelik I (Ibn al-Malik), putra Nabi Sulaiman dan Ratu Saba, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Namun ketika Mengistu Haile Mariam berkuasa di Etiopia (1991), hari kemerdekaan Ethiopia ditetapkan pada tanggal 28 Mei. Pemerintahan Ethiopia dimulai dari Aksum, terletak di propinsi Tigray, ketika Menelik I (Ibn al-Malik) pulang dari Yerussalem mengunjungi ayahnya, Nabi Sulaiman, untuk belajar tentang hukum Musa selama 3 (tiga) tahun).
Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an disebut sebagai Nabi yang sangat kaya, bijaksana dan dapat berbicara dengan semua binatang dan jin. Beliau berhasil menaklukkan Ratu Saba’, yang ketika itu juga sudah mendengar tentang kehebatan Nabi Sulaiman. Istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem hanya dalam sekejap. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam Surat An-Naml (27) ayat 39 dan 40. Jin Ifrit menawarkan bahwa sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari singgsananya, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan, namun tawaran itu dipatahkan oleh orang yang ‘berilmu dari Ahli Kitab’, yang menawarkan jasanya, bahwa hanya dalam sekejap mata, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem. Sekembalinya dari Yerusalem, Menelik I mendirikan ‘Solomonic Dynasty’ dan kerajaan Akum sekaligus mengadopsi Hukum Musa (Law of Moses/Taurat). Solomonic Dynasty selanjutnya dikenal dengan ‘Ethiopian Solomonic Dynasty. Namun pada masa dinasti Raja Ezana, pada abad ke-4 Masehi, Hukum Musa diganti dengan ‘Bible’ (Kristen). Kristen Ethiopia adalah Kristen Ortodox, yang dikenal dengan Ethiopian Orthodoz Tewahedo. Sebelum Eropa menerima Kristen sebagai agama di sana, Ethiopia telah terlebih dahulu menerima Kristen sebagai agama negara.
Perlu diketahui, bahwa Kerajaan Aksum pernah menguasai Sudan selama beberapa tahun. Ethiopia adalah satu-satunya negara Afrika yang tak pernah dijajah oleh bangsa Eropa, namun pernah diduduki oleh fasis Italia pada tahun 1936–1941. Pada tahun 1941, bersama tentara Kerajaan Inggris, Ethiopia dapat mengusir Italia keluar dari negeri itu. Kaisar Heile Selassie I menguasai Kerajaan Ethiopia pada tahun 1930 – 1974, sebelum beliau digulingkan oleh Letnan Kolonel Mangistu Haile Mariam pada tahun 1974. Kolonel Mangistu adalah seorang komunis yang dikenal sangat dictator, menguasai sangat mutlak Ethiopia, mengendalikan pemerintahannya dengan menggunakan sebuah lembaga yang bernama ‘Derg” (committee). Pada tahun 1978 terjadi perang perbatasan dengan Somalia, memperebutkan lembah Ogaden. Kolonel Mangistu menguasai Ethiopia selama 17 tahun, dan pada tahun 1991, Derg’s kolaps, karena adanya pemberontakan yang dipelopori oleh Ethiopian Peoples Revolutionary Democratic Front (EPRDF), yang akhirnya membuat Kolonel Mangistu melarikan diri ke Zimbabwe. Tahun 1991 – 1995, pemerintah transisional dibentuk yang beranggotakan 27 politisi, dengan tugas pokok membubarkan sentralisasi kekuasaan dan membentuk negara yang bebas dan demokratis. Pada bulan Aghustus 1995, Ethiopia berubah menjadi suatu negara federal dengan nama Federal Democratic Republic of Ethiopia. Negara federal ini didasarkan atas pembagian etnis.
Negara Federal Ethiopia memisahkan kekuasaan Kepala Negara (Presiden) dan Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri). Terpilih sebagai Perdana Menteri (Agustus 1995) adalah Meles Zenawi, dan terpilih kembali pada bulan Oktober 2000. Pada tanggal 8 Oktober 2001 terpilih Letnan GIRMA Wolde-Giorgis sebagai Presiden. Kekuasaan presiden dibatasi setiap 6 (enam) tahun. Sejarah paling memilukan pada masa pemerintahan demokrasi Ethiopia adalah ketika terjadi pemberontakan bangsa Eritrea pada tahun 1991. Eritrean People’s Liberation Front (EPLP) yang dipimpin oleh Isaias Afwerki mengambil kontrol Eritrea dan pada tanggal 23-25 April 1993 diadakan referendum di bawah pengawasan PBB. Pada tanggal 24 Mei 1993, Eritrea merdeka dan resmi memisahkan diri dari Ethiopia.
Perkembangan Islam di EthiopiaIslam dianut oleh 50% dari total penduduk Ethiopia. Islam masuk pertamakali ke Ethiopia pada abad ke-7 Hijrah, ketika Nabi Muhammad s.a.w. melakukan hijrah beliau yang pertama ke negara tersebut (615 Masehi). Bagi kebanyakan orang Islam, Ethiopia disinonimkan sebagai kebebasan dari siksaan dan emansipasi dari rasa ketakutan (freedom from persecution and emancipation from fear), atau ekspresi kebebasan dan kepercayaan (freedom of expression and beliefs). Sedangkan hijrah kedua yaitu ke Madinah Al-Munawwarah disebut sebagai berakhirnya era penindasan (freedom from oppression).
Jejak-jejak hijrah Nabi s.a.w. direkam oleh Allah s.w.t. sebagai tersurat dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 13 Ketika Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Ethiopia, beliau diterima secara terhormat oleh Raja Abyssinia, Negus Al-Asham. Oleh karena itu, setelah beliau kembali ke Mekkah, beliau mengutus Ja’far (saudara sepupu), membawa surat yang isinya mengajak Raja Negus Al-Asham masuk Islam. Karena raja Negus masih ragu, maka 6 (enam) tahun kemudian beliau mengutus Amir ibn Umayya untuk membawa surat serupa, dan akhirnya beliau memeluk Islam secara sukaela. Namun keluarga dan gereja tidak bisa menerima keadaan ini, dan setelah beliau wafat keadaan berbalik seperti semula (Kristen Ortodox). Pada abad ke-10, dinasti Fatimiyah di Mesir menekan Gereja Koptik Mesir agar Gereja Ortodox dan Pemerintah Ethiopia memberi kebebasan kepada penganut Muslim untuk melaksanakan ajaran Islam, mendirikan Masjid dan melindungi para pedagang Muslim.
Salah satu pejuang Islam yang sangat terkenal di Ethiopia adalah Imam Ahmad ibn Ibrahim al-Ghazi, dikenal dengan sebutan Ahmad Gran. Beliau mengontrol Harar dan Somalia, tenggara Ethiopia. Pemerintahan Ottoman di Mesir memberikan bantuan kedpada Ahmad Gran untuk melawan kolonialis Portugis. Sejak saat itu, pengaruh Islam di Ethiopia sangat terasa, dan akhirnya pada abad ke-14 ada 7 (tujuh) kesultanan yang menganut Islam, yaitu Yifat, Dawaro, Arbabini, Hadiya, Shakara, Bali dan Dara. Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta sampai 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga setelah Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, karena Ethiopia mempunyai keunikan, yaitu sejak awal, negeri ini didirikan oleh orang-orang yang mempunyai komitmen kuat terhadap agama Yahudi dan Nasrani, sejak Raja Menelik I sampai dengan Kaisar Haile Selassie.
Sehingga kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.

Produk Unggulan Indonesia yang diminati di Ethiopia
Produk Indonesia yang paling banyak diminati oleh pengusaha Ethiopia antara lain adalah:
Alat tulis kantor (stationery)
Kertas & produk kertas
Garments & tekstil
Sabun & deterjen
Bahan bangunan
Elektronik
Plywood
Makanan/foodstuff,
Batu baterei
Baterei Kendaraan
Bahan kimia, Farmasi, dan Peralatan Medis
Sepatu/sandal
Korek api
Perlengkapan rumah, dll.

Perilaku Konsumen.
Mengingat bahwa Ethiopia merupakan salah satu negara berkembang, maka penduduknya lebih tergantung pada informasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Untuk itu, publikasi/promosi produk/jasa secara baik akan dapat meningkatkan pasar ekspor produk/jasa dari Indonesia ke Ethiopia. Sebagai contoh, sabun B-26 (cream dan batangan) sangat populer di Ethiopia karena publikasi/promosi yang cukup baik dari importir Ethiopia bekerjasama dengan pihak eksportir Indonesia.
Mengingat masih terbatasnya daya beli masyarakat Ethiopia, maka untuk saat ini konsumen Ethiopia lebih mementingkan harga yang murah daripada mutu yang tinggi. Sedangkan untuk warganegara asing di Ethiopia, harga tidak menjadi masalah ataupun ukuran selama suatu produk memiliki mutu yang cukup baik.
Importir Ethiopia lebih menyukai untuk mengimpor langsung produk-produk Indonesia daripada harus melalui negara/pihak ketiga guna menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain itu, para pengusaha/importir Ethiopia sangat antusias untuk berhubungan secara langsung dengan para pengusaha/eksportir Indonesia, baik dalam temu bisnis maupun dalam pameran-pameran dagang.
Pengusaha/importir Ethiopia sangat kritis terutama mengenai kepastian informasi harga dan spesifikasi produk Indonesia, barang-barang contoh (sampel), kecepatan dan ketepatan jadwal pengiriman barang ke Ethiopia, kemudahan komunikasi antara importir dan eksportir, kepercayaan antara importir dan eksportir, dll.
Produk-produk Indonesia dinilai oleh konsumen Ethiopia sebagai produk bermutu tinggi dan memiliki harga yang terjangkau, apabila dibandingkan dengan produk-produk dari Eropa.

Sumber : http://chamzawi.wordpress.com/2008/07/26/islam-di-ethiopia-dan-eritrea/http://id.wikipedia.org/wiki/Ethiopiahttp://www.angelfire.com/id/indoadis/PASAR.HTM/

Jumat, 19 September 2008

Profile Negara Berkembang 'Indonesia'

Negara Berkembang

Profil Indonesia

POSISI GEOGRAFIS

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi1.9 juta mil persegi,
Lima pulau besar di Indonesia adalah : Sumatera dengan luas 473.606 km persegi, Jawa dengan luas 132.107 km persegi, Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dengan luas 539.460 km persegi, Sulawesi dengan luas 189.216 km persegi, dan Papua dengan luas 421.981 km persegi.

SEJARAH GEOLOGI

Pulau-pulau Indonesia terbentuk pada jaman Miocene (12 juta tahun sebelum masehi), Palaeocene ( 70 juta tahun sebelum masehi), Eocene (30 juta tahun sebelum masehi), Oligacene (25 juta tahun sebelum masehi). Sehubungan dengan datangnya orang-orang dari tanah daratan Asia maka Indonesia dipercaya sudah ada pada jaman Pleistocene (4 juta tahun sebelum masehi). Pulau-pulau terbentuk sepanjang garis yang berpengaruh kuat antara perubahan lempengan tektonik Australia dan Pasifik. Lempengan Australia berubah lambat naik kedalam jalan kecil lempeng Pasifik, yang bergerak ke selatan, dan antara garis-garis ini terbentanglah pulau-pulau Indonesia.
Ini membuat Indonesia sebagai salah satu negara yang paling banyak berubah wilayah geologinya di dunia. Pegunungan-pegunungan yang berada di pulau-pulau Indonesia terdiri lebih dari 400 gunung berapi, dimana 100 diantaranya masih aktif. Indonesia mengalami tiga kali getaran dalam sehari, gempa bumi sedikitnya satu kali dalam sehari dan sedikitnya satu kali letusan gunung berapi dalam setahun.

DASAR NEGARA

Pancasila adalah filosofi dasar negara Indonesia yang berasal dari dua kata sansekerta, “panca” artinya lima, dan “sila” artinya dasar. Pancasila terdiri atas lima dasar yang berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, adalah :
1.Ketuhanan yang Maha Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Indonesia merupakan negara demokrasi yang dalam pemerintahannya menganut sistem presidensil, dan Pancasila ini merupakan jiwa dari demokrasi. Demokrasi yang didasarkan atas lima dasar tersebut dinamakan Demokrasi Pancasila. Dasar negara ini, dinyatakan oleh Presiden Soekarno (Presiden Indonesia yang pertama)
Data-data geografis
Lokasi: Sebelah tenggara
Asia, di Kepulauan Melayu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Koordinat geografis: 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT
Referensi peta: Asia Tenggara
Wilayah:total darat: 1.922.570 km²daratan non-air: 1.829.570 km²daratan berair: 93.000 km²lautan: 3.257.483 km²
Garis batas negara:total: 2.830 km:
Malaysia 1.782 km, Papua Nugini 820 km, Timor Leste 228 kmNegara tetangga yang tidak berbatasan darat: India di barat laut Aceh, Australia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Birma
Garis pantai: 54.716 km
Klaim kelautan: diukur dari garis dasar kepulauan yang diklaimzona ekonomi khusus: 200
mil lautlaut yang merupakan wilayah negara: 12 mil laut
Cuaca: tropis; panas, lembab; sedikit lebih sejuk di dataran tinggi
Dataran: kebanyakan dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan di pedalaman
Tertinggi & terendah:titik terendah: Samudra Hindia 0 mtitik tertinggi:
Puncak Jaya 5.030 m
Sumber daya alam:
minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak
Kegunaan tanah:tanah yang subur: 9,9%tanaman permanen: 7,2%lainnya: 82,9% (perk. 1998)
Wilayah yang diairi: 48.150 km² (perk. 1998)
Bahaya alam:
banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor.
Lingkungan - masalah saat ini:
penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerak perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur.
Lingkungan - persetujuan internasional:bagian dari: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basahditanda tangani, namun belum diratifikasi: Perubahan Iklim -
Protokol Kyoto, Pelindungan Kehidupan Laut
Geografi - catatan: di kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504
pulau (6.000 dihuni); dilintasi katulistiwa; di sepanjang jalur pelayaran utama dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik

Ekonomi Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.

Latar belakang

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.
Pada pertengahan
1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas
kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-"collateral" menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi.
Krisis finansial
Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.

Sumber : http://pmindonesia.wordpress.com/2007/03/17/profil-indonesia/http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia



Negara Industri Baru 'RRC'

Negara Industri Baru

China

Geografi

RRC menguasai sebagian besar
Asia bagian timur (dilambangkan dengan warna peach/krem muda) sementara Republik Cina terdiri dari beberapa pulau-pulau berarsir kuning termasuk Taiwan.
RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur, bersama dengan pantai
Laut Kuning dan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan padat yang ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-gunung dan Cina bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama lainnya ialah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.
Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya
Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang mempengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.
Ekonomi
Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai
Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Pemerintah mengganti ke sistem pertanggung jawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan kemudian membolehkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.
Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000
Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.

Uang Yuan tahun 1960
Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas
pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengurus-pengurus perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka.
Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi
Guangdong adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.
Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan
Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.
Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial" dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.
Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah
pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. [3], [4]
Pada 2003, PDB Cina dari segi [[purchasing power parity}} mencapai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Menggunakan penghitungan konvensional Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir.
Oleh karena ukurannya yang amat luas dan
budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Cina tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Cina. Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Cina dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Cina ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.
Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk menandingi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan strategi
Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Cina turut membangun bersama.
Demografi
Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56
etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi
Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.
Negara ini telah lama mengalami masalah
pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.
Tahun 2000 berlalu dengan
perbandingan jenis kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100 perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini dikatakan ada karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga. Pemerintah RRC sedang mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini yang mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh.
Kesehatan umum
Cina mempunyai beberapa masalah
kesehatan umum yang sedang meningkat: masalah kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara dan air, wabah HIV-AIDS yang sedang meluas dan jutaan perokok. Wabah HIV, ditambah dengan jalur infeksi yang biasa, meluas pada masa lalu karena praktek tidak bersih yang digunakan dalam pengumpulan darah di daerah pedesaan. Masalah tembakau dipersulit dengan fakta bahwa kebanyakan penjualan rokok dimonopoli pemerintah. Pihak pemerintah, yang bergantung kepada pendapatan dari penualan rokok, terlihat ragu dalam responsnya terhadap masalah tembakau dibandingkan dengan masalah kesehatan umum lainnya.
Hepatitis B mewabah di Cina Daratan, dengan mayoritas dari penduduk menyebarkan penyakit tersebut; 10% di antaranya terpengaruh parah. Seringkali ini menyebabkan gagal lever atau kanker hati, sesuatu yang merupakan penyebab kematian yang umum di Cina. Hepatitis juga diketahui sebagai sumber kurangnya perempuan yang dilahirkan berbanding lelaki, dan ini juga menerangkan sebabnya jumlah bilangan lelaki jauh melebihi wanita di Cina. Lihat Hepatitis B dan Kes Wanita yang Menghilang. Sebuah program yang diawali pada 2002 akan mencoba – dalam 5 tahun – untuk memvaksinasi semua bayi yang baru lahir di Cina Daratan.
Pada bulan November 2002, virus seperti pneumonia yaitu
penyakit SARS menyerang provinsi Guangdong. Walau bagaimanapun, pada peringkat awal penyakit itu merebak, Cina telah menyensor dan menyaring berita mengenainya kepada dunia luar, sekaigus menyebabkan penyakit itu merebak ke Hong Kong, Vietnam dan negara lain melalui pelancong internasional. Di Cina, 5.327 kasus dilaporkan dan 348 kematian disahkan, menjadikan negara ini yang pali parah diserang. Pada penghujung 2004 dan 2005 jumlah kasus semakin berkurang, kendatipun begitu [5] dan pada 19 Mei 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa RRC terbebas dari cengkeraman SARS.
Satu lagi masalah yang dihadapi Cina adalah
flu burung dan bakteri Streptococcus suis. Penyakit flu telah diketahui bersumber dari burung-burung setempat dan beberapa penduduk, dan para ilmuwan memperkirakan bahwa virus ini akan menyebabkan pandemi besar yang akan menjejaskan rantau ini jika cara perebakanya berindah dari burung-manusia ke manusia-manusia. Streptococcus suis pula masih terbatas di provinsi Sichuan.

Program antariksa
Pada 15 Oktober 2003, menggunakan
roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V, RRC menjadi negara ke-3 yang menempatkan manusia di angkasa melalui usaha kerasnya.
Setelah pertikaian RRC-Soviet, negara Cina mulai mendirikan program pencegahan nuklir dan sistem pengantar angkasanya sendiri. Hasil kejadian ini adalah rencana peluncuran satelit. Ini menjadi kenyataan pada tahun
1970 dengan peluncuran Dong Fang Hong 1, satelit Cina yang pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang melancarkan satelit angkasa lepasnya sendiri.
Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 1970an, dengan "Proyek 714" dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang diharapkan. Karena serentetan kemunduran politik dan ekonomi, program penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003. Walau bagaimanapun, pada tahun
1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November 1999, roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Selepas tiga kali percobaan, Shenzhou 5 dilancarkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Kawat Lama yang beranak kapal Yang Liwei digunakan, menjadikan Cina negara ketiga yang meluncurkan manusia ke angkasa lepas setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua, Shenzhou 6 dilancarkan pada 12 Oktober 2005.
Roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V membawa Yang Liwei di dalam kendaraan angkasa Shenzhou 5 ke orbit bumi, di mana menyisakan 21 jam, membuat total 14 revolusi.
Beberapa ahli menganggap
kendaraan udara berawak Shenzhou berdasarkan pada kendaraan luar angkasa Soyuz Rusia. Akan tetapi, para pakar Cina menunjukkan bahwa ia bukan sedemikan rupa dan pada peringkat awal Projek Apollo rancangan yang serupa dicadangkan NASA.
Program perkembangan RRC dianggap disebabkan atas keprihatinan dalam beberapa bagian. Laporan DPR AS menyusul peluncuran 2003 berkata, "Saat 1 dari motivasi cepat yang kuat untuk program ini muncul menjadi gengsi politik, Usaha-usaha Cina hampir pasti akan menyumbang pada sistem angkasa militer yang diperbaiki pada bingkai waktu 2010-2020.". Lainnya sedikit berpengaruh. Cina merupakan negara ketiga yang meluncurkan manusia ke angkasa lepas, dan tiada lagi negara keempat yang melakukannya pada saat ini. Seminggu setelah peluncuran, sebuah
tajuk rencana di The Times of India menyebutnya "'China's Late Creep Forward,' (Langkah Maju Cina yang Terlambat) telah menyampaikan bahwa Beijing sedang mencoba tempat di mana terlihat jelas teknologi tua 4 dekade.".
Apakah kelanjutan Cina di area ini akan membuat
perlombaan angkasa lainnya masih perlu diperhatikan.

Budaya
Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks
Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulunya. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing umpamanya kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral invididu dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neo-Konfucianisme yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.
Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah
masyarakat Cina setelah berdirinya RRC pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan telah diajarkan norma hidup sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun mereka merupakan revolusioner yang mampu beradaptasi dengan zamannya, mereka tidak ingin mengubah budaya Cina secara besar-besaran. Sebagai pemerintah langsung, para pemimpin RRC mengganti aspek tradisional seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan aspek-aspek lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati luar berpendapat bahwa waktu setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda di RRC dibandingkan dengannya sebelum itu, malah merupakan penerusan cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat Cina. Pemerintah baru diterima tanpa protes apapun karena pemerintahan baru dianggap "mendapat mandat dari surga" untuk memerintah, mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari kekuasaan lama dan mendapat rida para dewa. Seperti pada zaman lampau, pemimpin seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRC tidak konsisten seperti yang didakwa.
Sepanjang masa pemerintahan RRC, banyak aspek budaya tradisi Cina dianggap sebagai seni lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang lain telah coba dihapus oleh pemerintah seperti yang terjadi pada
Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal dan berbahaya. Semenjak itu, Cina telah menyadari kesalahannya dan mencoba untuk memulihkannya semula, seperti reformasi Opera Beijing untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Cina telah diterima kerajaan dan rakyatnya sebagai warisan dan sebagian jati diri Cina. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban RRC sebagai sebagian identitas bangsa. Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada pemerintahan Partai Komunis Cina.

Olahraga
Olimpiade Beijing 2008 diadakan di Beijing pada 8-24 Agusutus 2008 yang konon menjadi olimpiade termegah dan terbesar dalam sejarah umat manusia dengan acara pembukaan yang diadakan pada pukul 08:08:08 (8 malam lewat 8 menit dan 8 detik – angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran dalam kebudayaan Cina). Logo resmi pertandingan, berjudul "Beijing Menari", dibentuk berdasarkan karakter kaligrafi "jing", merujuk kepada kota tuan rumah Beijing. Maskot Beijing 2008 adalah lima Fuwa (Hanzi: 福娃; Pinyin: Fúwá; secara harafiah bermakna "boneka-boneka keberuntungan"), masing-masing menggambarkan satu warna pada cincin Olimpiade. Moto Olimpiade 2008 adalah "Satu Dunia, Satu Impian". Olimpiade Beijing terdiri atas 302 pertandingan dari 28 cabang olahraga. Selama 16 hari tayangan NBC di Amerika Serikat, telah menjadi program televisi yang paling diminati, dengan total 211 juta penonton berdasarkan survei Nielson Media Research, 2 juta lebih banyak dibandingkan Olimpiade Atlanta 1996, pemegang rekor sebelumnya. Pada olimpiade yang ke-29 ini, tuan rumah Republik Rakyat Cina berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu.

Sumber : http://www.asiamaya.com/panduasia/china/e-01land/ec-lan10.htm

Profile Negara Industri Baru 'Korea Selatan'

Negara Industri Baru

Korea Selatan

Ekonomi Korea Selatan

Perekonomian Korea Selatan sejak tahun 1960-an telah mencatat rekor perkembangan yang luar biasa. Perkembangan ini terutama ditentukan lewat integrasi negara ini kepada perekonomian dunia yang modern dan berteknologi tinggi. Saat ini pendapatan perkapita
Korea Selatan telah setara dengan pendapatan negara-negara Uni Eropa.
Selama kurun waktu 1980-an, Korea Selatan mengadopsi sistem kedekatan antara sektor pemerintahan dan bisnis yang termasuk juga kredit yang terarah, pembatasan impor, dan pensponsoran industri-industri khusus. Pemerintah Korea Selatan mendorong impor bahan-bahan baku mentah dan teknologi dengan mengorbankan barang konsumtif serta mendorong masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi.

Namun demikian, seiring dengan gelombang krisis ekonomi yang melanda Asia, Korea Selatan tidak terkecualikan sebagai salah satu negara yang terkena krisis. Rasio hutang yang tinggi, pinjaman yang tinggi, serta ketidakdisiplinan sektor ekonomi telah menjatuhkan perekonomian Korea Selatan pada tahun 1998.
Setelah empat tahun berada dalam pengobatan yang dilakukan oleh IMF, perlahan perekonomian Korea Selatan meningkat kembali secara gradual. Dituntun oleh pengeluaran konsumsi serta peningkatan ekspor yang signifikan, pada tahun 2002 Korea Selatan mencatat perkembangan perekonomian yang ditandakan oleh peningkatan GDP sebesar 7 persen yang juga menandakan kelulusannya dari program dan pengawasan IMF. Korea Selatan telah membayar kembali sisa pinjamannya sebesar US$ 19,5 milyar, dua tahun lebih cepat dari perkiraan semula. Antara tahun 2003 – 2005, pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4 persen.
Pada tahun 2005, pemerintah membuat proposal tentang pengesahan reformasi kaum buruh dan skema dana pensiun perusahaan untuk membuat pasar tenaga kerja lebih fleksibel. Pemerintah juga memperkenalkan kebijakan real-estate untuk mendinginkan spekulasi yang dibuat oleh sektor properti. Perkembangan yang positif ini dibarengi dengan berbagai upaya restrukturisasi di sektor keuangan, korporasi dan publik. Pemulihan ekonomi Korsel yang berlangsung cepat tersebut sebagian besar juga didukung dengan penerapan kebijakan suku bunga yang rendah dan stabilisasi pasar domestik. Kebijakan ini pada gilirannya mendorong iklim investasi dan permintaan domestik.
Secara umum, perekonomian Korea Selatan lewat ditandai lewat tingkat Inflasi yang moderat, tingkat pengangguran yang rendah, surplus dari ekspor, dan pendistribusian pendapatan yang merata. Semua ini menandakan solidnya perekonomian Korea Selatan.
Menurut Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan, pada tahun 2006 perekonomian Korea Selatan akan terus berkembang walaupun ancaman kondisi eksternal seperti harga minyak dunia tetap membayangi. Pada tahun 2006 ini, Korea Selatan telah mereformasi sektor perpajakan yang sejalan dengan arah kebijakan ekonomi makro Korea Selatan pada paruh kedua tahun 2006. Komposisi perekonomian dilihat dari pendapatan per kapita Korea Selatan adalah sebesar 3.3 persen untuk sektor pertanian, 40.3 persen untuk sektor industri, dan 56.3 persen untuk sektor Jasa.
Tiga tren utama yang diidentifikasikan akan memberikan efek positif kepada pertumbuhan industri Korea Selatan adalah:
1. Pendewasaan teknologi digital dan jaringan
2. Integrasi teknologi inter-disipliner
3. Kerjasama ekonomi antara Korea Selatan dan Korea Utara, yang pada tahun 2006 mencapai 1 milyar dollar AS
Sebaliknya, tiga trend utama yang diidentifikasikan akan memberikan efek negatif kepada industri Korea adalah:
1. Populasi angkatan kerja muda yang semakin berkurang
2. Pengikisan dan degradasi lingkungan yang berakibat kepada masalah ingkungan hidup
3. Hegemoni teknologi: permasalahan hak cipta
Sebagai salah satu dari empat
Macan Asia Timur, Korea Selatan telah mencapai rekor pertumbuhan yang memukau, membuat Korea Selatan ekonomi terbesar ke-12 di seluruh dunia. Setelah berakhirnya PDII, PDB per kapita kira-kira sama dengan negara miskin lainnya di Afrika dan Asia. Kemudian Perang Korea membut kondisi semakin parah. Sekarang PDB per kapita kira-kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Pada 2004, Korea Selatan bergabung dengan “klub” dunia ekonomi trilyun dolar.
Kesuksesan ini dicapai pada akhir
1980-an dengan sebuah sistem ikatan bisnis-pemerintah yang dekat, termasuk kredit langsung, pembatasan impor, pensponsoran dari industri tertentu, dan usaha kuat dari tenaga kerja. Pemerintah mempromosikan impor bahan mentah dan teknologi demi barang konsumsi dan mendorong tabungan dan investasi dari konsumsi. Krisis Finansial Asia 1997 membuka kelemahan dari model pengembangan Korea Selatan, termasuk rasio utang/persamaan yang besar, pinjaman luar yang besar, dan sektor finansial yang tidak disiplin.
Pertumbuhan jatuh sekitar 6,6% pada
1998, kemudian pulih dengan cepat ke 10,8% pada 1999 dan 9,2% pada 2000. Pertumbuhan kembali jatuh ke 3,3% pada 2001 karena ekonomi dunia yang melambat, ekspor yang menurun, dan persepsi bahwa pembaharuan finansial dan perusahaan yang dibutuhkan tidak bertumbuh. Dipimpin oleh industri dan konstruksi, pertumbuhan pada 2002 sangat mengesankan di 5,8%.

Korea Selatan yang dianggap tidak stabil pada 1960-an, saat ini telah beruabah menjadi negara industri utama dalam kurang dari 40 tahun.
Pada
2005, di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan berada dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Negara ini juga dalam peringkat ke-12 dalam PDB nominal, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian pendapatan yang relatif merata.
Indeks Makroekonomi Korea Selatan Membaik
Melonjaknya harga minyak internasional dan faktor eksternal lainnya yang tidak menguntungkan sangat mempengaruhi perekonomian dunia, namun perekonomian Korea malah menunjukkan kondisi yang baik, sebagaimana ditunjukkan indeks makroekonomi. Pertumbuhan pendapatan melampaui pertumbuhan ekonomi untuk pertama kali selama 5 tahun. Sejalan dengan membaiknya ekspor dan pulihnya konsumsi swasta, perekonomian Korea diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan, produk domestik bruto perkapita diperkirakan akan melampaui 20.000 dolar.Indeks ini membuktikan bahwa perekonomian Korea memiliki fondasi yang kuat, namun kehati-hatian dan kebijaksanaan masih dibutuhkan karena ketidak menentuan kondisi perekonomian global.
Berdasarkan laporan pemasukan berdasarkan kuartal Bank Korea, produk domestik bruto tumbuh sebesar 1,3 % pada periode bulan Juli-September dari kuartal sebelumnya, dan 5,2% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pendapatan nasional bruto tumbuh 1,7% pada kuartal ke-3 dari kuartal sebelumnya, dan 5,4% dari tahun sebelumnya. Baru terjadi pertama dimana kali tingkat pertumbuhan tahunan pendapatan nasional bruto melampaui tingkat pertumbuhan produk domestik bruto tahunan sejak kuartal ketiga tahun 2002. Pendapatan Nasional Bruto, yang terdiri dari jumlah keseluruhan produk yang di produksi dalam satu negara, ditambah dengan bunga dan pemasukan keuntungan penjualan saham yang diterima dari luar negeri, adalah ukuran daya beli suatu negara. Dalam hal ini, angka pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto yang melampaui angka pertumbuhan produk domestik bruto menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam daya beli masyarakat dari pada perluasan ekonomi.
Tanda-tanda baik lainnya adalah kondisi ekspor nasional. Pada kenyataannnya Korea Selatan mencapai rekor ekspor bulanan tertinggi pada bulan Nopember. Berdasarkan perhitungan sementara kementerian Perdagangan, Industri dan Energi, ekspor nasional meningkat 17,5% menjadi 35,95 milyar dolar pada bulan Nopember tahun lalu, sementara impor meningkat 26,5% menjadi 33,85 milyar dolar. Baik ekspor maupun impor mencatat angka tertinggi bulanan. Korea Selatan juga mencatat surplus perdagangan sebesar 2,1 milyar dolar pada bulan Nopember, sehingga menjadikan neraca perdagangan aktif selama 56 bulan berturut turut.
Kondisi perekonomian yang baik, sangat memiliki arti penting karena hal ini dicapai disaat melonjaknya harga minyak, terjadinya krisis pasar kredit perumahan di Amerika Serikat, menguatnya nilai tukar won dan berbagai faktor eksternal lainnya yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya, produk domestik bruto Korea Selatan akan melampaui 20.000 dolar dalam tahun ini.
Namun sebaiknya Korea Selatan tidak cepat merasa puas dengan kondisi saat ini. Faktor luar masih belum menentu, dan ada tanda-tanda tentang ketidak stabilan harga. Lebih jauh lagi, pertumbuhan Pendapatan Kotor Nasional adalah phenomena sementara, yang disebabkan oleh demam investasi bagi dana luar negeri. Berdasarkan semua ketidak menentuan ini, indeks makroekonomi telah menunjukkan kondisi yang baik walaupun ada faktor-faktor luar yang tidak mendukung, karena fondasi perekonomian Korea yang kuat.

Geografi Korea Selatan

Luas Korea Selatan adalah 99.274 km², lebih kecil dibanding Korea Utara. Keadaan topografinya sebagian besar bergunung-gunung dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar, seperti sungai Han dan sungai Naktong. Sementara wilayah barat merupakan bagian rendah yang terdiri dari daratan pantai yang berlumpur. Di wilayah barat dan selatan yang terdapat banyak teluk terdapat banyak pelabuhan yang baik seperti Incheon,Yeosu,Gimhae, dan Busan.
Teknologi Korea Selatan
Korsel nyata-nyata telah berhasil memerdekaan dirinya dari belenggu kemiskinan ilmu pengetahuan dan ketidakmampuan teknologi. Tak diragukan, Korsel telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dalam waktu sekitar 30 tahun telah beralih menjadi negara industri. Suatu proses yang lumayan singkat ditandai sejak dicanangkannya Rencana Pembangunan Ekonomi Lima Tahun pada tahun 1962 yang perlahan namun pasti meningkatkan nilai ekspor dan GNP.
Karakteristik inovasi iptek Korea Selatan
Mengingat kaitan langsung antara industrialisasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka boleh dikatakan perkembangan industri di suatu negara merupakan cerminan dari perkembangan inovasi iptek. Sedangkan Korsel justru memiliki karakteristik terbalik yaitu perkembangan inovasi merupakan cerminan dari perkembangan industri. Dengan demikian bisa dikatakan industri Korsel tumbuh lebih dahulu kemudian menyediakan acuan bagi arah perkembangan inovasi teknologi. Kecenderungan ini mungkin agak serupa dengan Jepang maupun Taiwan yang melakukan lompatan industri kemudian mencoba mengurai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pijakan industri tersebut.
Perlu ditekankan pula model pengambilalihan atau akuisisi teknologi demi industrialisasi dimulai dengan kebijakan alih teknologi dari luar. Korsel memiliki dua tujuan dalam program ini yaitu, memulai proses alih teknologi dari luar dan meningkatkan kapasitas daya serap domestik dalam hal mencerna, memodifikasi dan mengembangkan teknologi asing. Pada saat itu Korsel hampir secara keseluruhan bergantung pada teknologi dari luar.
Perlu dicatat dalam hal ini adalah pola kebijakan penggunaan lisensi asing (foreign licensing) dalam menjalankan praktek akuisisi teknologi asing, berbeda dengan cara beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang menerapkan kebijakan investasi asing langsung (foreign direct investment). Tentu saja penggunaan foreign licensing bukanlah yang dominan karena pada saat awal Korsel tegak kembali, dia tidak cukup memiliki uang untuk membeli lisensi asing. Disamping itu, Korsel mendapat keuntungan berupa pembelajaran teknologi, penataan produksi maupun pembuatan barang-barang orisinil yang diperoleh dari pembelian lisensi asing untuk industri ringan pengganti barang-barang impor.
Karakteristik yang juga unik adalah tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi nasional yang menjadi inkubator atau lembah silicon ala Korsel.
Iptek di Korea Selatan
Korsel juga menderita segala kekurangan setelah dijajah Jepang. Selepas perang saudara., modal awal yang dimiliki Korsel adalah lembaga penelitian dan pengembangan pertahanan nasional dan badan penelitian energi atom yang didirikan tahun 1959. Pada tahun 1960-an Korsel mulai belajar dari negara lain terutama Amerika Serikat dalam mengembangkan riset bidang industri ringan. Pada periode 1970 an, Korsel mulai berkonsentrasi pada pengembangan industri mesin dan industri kimia. Pada periode tersebut pemerintah Korsel mendirikan badan riset pemerintah (Government Research Institute, GRI) dalam bidang permesinan dan kimia.
Sementara kita sekarang sedang mengalami fenomena ”brain drain” (Brain Drain ke Negara Maju Terus Meningkat, www.detik.com, 20 Juli 2007), Korsel semenjak tahun 1970-an sudah mencoba mengantisipasi keadaan tersebut. Pada masa tersebut, bermacam-macam lembaga riset didirikan (ditandai dengan berdirinya Korea Institute of Science & Technology pada tahun 1966), dengan berbagai kekhususan bidang penelitian demi membantu industri menyerap dan menerapkan teknologi. Lahirnya pusat-pusat penelitian tersebut (kini tak kurang dari 22 lembaga riset bekerja secara sinergis) mengundang kembali para ilmuwan yang tersebar di berbagai negara lain untuk memberikan sumbangsih pikiran dan tenaga membantu kalangan industri dalam menerapkan teknologi baru disamping itu mengembangkan kemampuan bidang teknologi ala Korsel. Walaupun demikian, uniknya baru pada periode 1980-an Korsel mulai terlihat aktif dan serius mengembangkan inovasi riset asli bangsa sendiri. Jika dihitung hingga masa sekarang, maka 20 tahun waktu yang diperlukan oleh Korsel untuk mencapai keadaan seperti sekarang boleh dikatakan bukan evolusi melainkan revolusi.
Faktor umum penggerak evolusi iptek Korea Selatan
Terlepas dari masalah peran Amerika Serikat yang demikian besar di masa awal pembangunan kembali korsel setelah perang saudara, (presiden Science & Technology Policy Institute, STEPI Korea Selatan sempat menunjukkan ekspresi ketidaksenangan ketika menanggapi pernyataan ini dalam sebuah seminar), namun Korsel sendiri sesungguhnya juga mencanangkan program riset dan pengembangan ala Korsel yang disebut “Indigious R&D for Technological Competitiveness”. Program ini mulai aktif semenjak tahun 1980 disaat pertumbuhan industri Korsel semakin pesat dan kompleks dan negara-negara maju yang sebelumnya adalah rekanan bisnis mulai memandang Korsel sebagai pesaing kuat.
Secara umum, faktor-faktor yang telah mempengaruhi perkembangan inovasi iptek Korsel adalah penerapan secara sinergis strategi pemerintah dan kaum industriawan untuk senantiasa mencari sumber-daya, pasar maupun teknologi di luar Korsel (outward looking), kebijakan pembangunan dengan target industrialisasi, kebijakan dengan orientasi industri besar, tersedianya sumber daya manusia yang memadai, dan pembangunan infrastruktur iptek yang dimotori oleh pemerintah. Tak pelak kekuatan menonjol dari perkembangan inovasi Korsel adalah komitmen kuat pemerintah terhadap pengembangan iptek berbasis teknologi nasional ditunjukkan dengan membidani lahirnya puluhan pusat riset yang menjadi tenaga penggerak alias driving force bagi dinamika evolusi perkembangan iptek Korsel.
Tim riset Korea Selatan berhasil mengembangkan teknologi nano yang canggih
Tim riset profesor Hyon Taekk Hwan, fakultas teknik biokima Universitas Nasional Seoul, berhasil mengembangkan teknologi nano, berupa kapsul, yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh manusia, untuk menyelidiki dan mengobati penyakit, khususnya kanker. Menurut tim riset tersebut, pihaknya berhasil mengembangkan teknologi itu melalui proses pelapisan dan pengupasan kulit silika pada kulit elemen nano, dalam bentuk kapsul, yang mempunyai struktur dan ciri khas tersendiri
Produk Teknologi Korea Siap Bersaing
Korea Selatan yakin produk-produk mereka yang berbasis teknologi dapat bersaing dengan Jepang dan China di pasar Indonesia. Hal itu dikatakan Direktur Korea Trade Center (KOTRA) untuk Kawasan Asia dan Oceania, Ryu Jong Hun, Rabu (6/9), di sela-sela acara pembukaan pameran produk Korea di Jakarta.Pengembangan produk berbasis teknologi itu membuat Korea harus bersiap menghadapi persaingan dengan Jepang dan China.“Memang pada tahun ’80-an hingga ’90-an, pasar lebih suka memilih produk berbasis teknologi dari Jepang dan Jerman, namun harganya sangat tinggi jika dibandingkan dengan produk Korea yang lebih murah dengan kualitas yang terjamin,” jelasnya. Hun memberikan contoh produk-produk yang sedang dipamerkan merupakan basis teknologi andalan dari Korea.Pameran produk Korea menurut rencana akan diselenggarakan hingga 8 September mendatang

Sumber : http://yulikorsel.wordpress.com/category/ekonomi/