Sabtu, 20 September 2008

Negara Berkembang 'Ethiopia'

Negara Berkembang

Republik Demokratik Federal Ethiopia

Republik Demokratik Federal Ethiopia (Ityop'iya, bahasa Amhara ኢትዮጵያ) adalah sebuah negara yang terletak di Afrika.
Ethiopia mempunyai salah satu sejarah terlengkap sebagai negara merdeka di benua tersebut. Merupakan negara tertua di dunia, kawasan Etiopia juga merupakan salah satu tempat peradaban yang terawal di dunia. Pemerintahan Etiopia pertama dibentuk sekitar tahun
980 SM dan menerima agama Kristen pada abad ke-4 M. Negara ini cukup unik jika dibandingkan dengan negara-negara Afrika lainnya karena tidak pernah dijajah selama masa Perebutan Afrika, dan terus merdeka hingga tahun 1936, saat pasukan Italia menguasai negara tersebut. Pasukan-pasukan Britania Raya dan Ethiopia mengalahkan tentara Italia pada 1941, dan Ethiopia memperoleh kembali kedaulatannya setelah menanda tangani Perjanjian Britania-Ethiopia pada Desember 1944. Ethiopia dulu pernah bernama Abisinia.
Kini, Etiopia merupakan negara berbentuk republik dan mengambil bagian secara aktif dalam aktivitas-aktivitas kerjasama internasional. Ibukotanya,
Addis Ababa merupakan pusat administrasi Kesatuan Afrika (AU).
Ethiopia masih memakai kalendar Julian sehingga negara ini akan membuka serangkaian perayaan dalam menyambut milenium ketiga berdasarkan penanggalan kalendar tersebut. Negara di
Tanduk Afrika ini menggunakan kalender Julian yang ketinggalan sekitar 7 tahun dibandingkan dengan kalender Gregorian yang lebih umum digunakan di seluruh dunia.

Islam di Ethiopia dan Eritrea
Ethiopia terletak di belahan Afrika Bagian Timur (Tanduk Afrika), dahulu terkenal dengan nama Habsyi atau Abyssinia, mempunyai keunikan luar biasa, karena ditengarai bahwa negara ini didirikan oleh keturunan Nabi Sulaiman dan Ratu Saba pada tahun 500 sebelum Masehi. Ratu SABA (Queen Sheba) dilahirkan di Aksum, Ethiopia, bukan di Yaman sebagaimana dikenal selama ini. Cerita tentang Ratu Saba juga diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an sebagaimana dikandung dalam surat As-Saba’ (surat 34 : 54 ayat).
Keunikan kedua, Ethiopia merupakan negara merdeka paling tua di Afrika, bahkan mungkin di dunia. Dalam legenda disebutkan bahwa pendiri pertama kerajaan Ethiopia (founder of Ethiopian Solomonic Dynasty) adalah MENELIK I (Ibn al-Malik), putra Nabi Sulaiman (Solomon) dan Ratu Saba (Queen Sheba) pada abad ke-4 sebelum Masehi. Keunikan ketiga, ketika Nabi Muhammad s.a.w. melakukan hijrah pertamanya (abad ke-7 Masehi) justru dilakukan ke Ethiopia. Keunikan keempat, Bilal bin Rabah r.a. , sahabat terkasih Nabi s.a.w. yang terkenal sebagai ‘muadzdzin pertama’ juga berasal dari Etiopia. Pada awalnya Kerajaan Aksum atau Ethiopia mengadopsi Hukum Musa (Taurat), namun sejak Raja Ezana (King Ezana) berkuasa pada abad ke-4 Masehi, Taurat digantikan Injil (Kristen).
Geografi dan Penduduk Ethiopia berbatasan dengan Somalia, Kenya, Sudan, Eritrea dan Djibouti, dengan luas wilayah 1.127.127 km2. Beriklim tropik basah. Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, dan potassium. Jumlah penduduknya sekitar 66.557.553 orang, dengan angka pertumbuhan rata-rata per-tahun 1,96%, angka kelahiran 39,81 per-1000, sedangkan angka kematian 20,17 per-1000. Penduduk Etiopia terdiri dari bermacam-macam suku antara lain Oromo (40%, Amhara dan Tigre 32%, Sidamo 9%, Shankella 6%, Somali 6%, Afar 4%, Gurage 2%, lain-lain 1%. Jumlah penganut Islam 45-50%, Kristen (Ethipian Orthodox) 35-40%, Animisme dan lain-lain 20%. Bahasa nasionalnya adalah Amharic, ditambah dengan bahasa lokal: Tigrinya, Oromigna, Guaragigna, Somali, Arab. Bahasa Inggris dipergunakan pada sekolah dan universitas.
EkonomiPerekonomian Etiopia didukung oleh sektor pertanian, yang menyumbang separuh GDP, 85% export serta menyerap 80% tenaga kerja. Angka pertumbuhan rata-rata 3%, dengan inflasi rata-rata 4%. Pendapatan per-kapita US $ 700,-. Angkatan kerja diserap oleh sektor pertanian sebesar 80%, pemerintahan dan jasa 12%, industri dan konstruksi 8% Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, potassium dan hydreopower.
Sedangkan hasil industrinya berkisar pada food processing, minuman, tekstil, bahan kima, metals processing dan semen. Sedangkan hasil pertanian unggulan adalah sereal, kopi, sayuran, domba, kambing, dan kacang-kacangan.
Angka eksportnya sebesar US $ 433 juta, dan import sebesar US $ 1,63 milyar. Komoditi eksportnya adalah kopi, emas, binatang hidup, produk kulit, sedangkan patner ekspor Inggris, Djibouti, Jerman, Itali, Jepang, Saudi Arabia dan Amerika Serikat. Komiditi yang diimport adalah makanan, binatang hidup, minyak dan produknya, bahan kimia, mesin, motor, dan tekstil.
Patner import Saudi Arabia, Cina, Italia, India, dan Jerman. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang Etiopia adalah ‘birr (ETB’. US $ 1,- equivalent 8.46 birr (ETB).
Sejarah PemerintahanRepublik Demokrasi Federal Ethiopia (Federal Democratic Republic of Ethiopia) dalam bahasa lokal disebut Ityop’iya Federalawi Demokrasiyawi Ripeblik, dahulu bernama Abyssinia atau Italian East Africa. Ibukota Etiopia adalah ADDIS ABABA, terbagi dalam 9 negara bagian yang didasarkan pada etnis dan 2 self-governing administrations, yaitu Adis Adeba (Adis Ababa), Afar, Amara (Amhara), Binshangul Gumuz, Dire Dawa, Gambela Hizboch (Gambela Peoples) Hareri Hizb (Harari People), Oromiya (Oromia), Sumale (Somali), Tigray, Ye Debub Biheroch Bihereseboch na Hizboch (Sauthern Nation, Nationalities and Peoples). Sebagaimana telah diuraikan, Ethiopia adalah negara merdeka tertua di dunia. Pendirinya adalah Menelik I (Ibn al-Malik), putra Nabi Sulaiman dan Ratu Saba, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Namun ketika Mengistu Haile Mariam berkuasa di Etiopia (1991), hari kemerdekaan Ethiopia ditetapkan pada tanggal 28 Mei. Pemerintahan Ethiopia dimulai dari Aksum, terletak di propinsi Tigray, ketika Menelik I (Ibn al-Malik) pulang dari Yerussalem mengunjungi ayahnya, Nabi Sulaiman, untuk belajar tentang hukum Musa selama 3 (tiga) tahun).
Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an disebut sebagai Nabi yang sangat kaya, bijaksana dan dapat berbicara dengan semua binatang dan jin. Beliau berhasil menaklukkan Ratu Saba’, yang ketika itu juga sudah mendengar tentang kehebatan Nabi Sulaiman. Istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem hanya dalam sekejap. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam Surat An-Naml (27) ayat 39 dan 40. Jin Ifrit menawarkan bahwa sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari singgsananya, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan, namun tawaran itu dipatahkan oleh orang yang ‘berilmu dari Ahli Kitab’, yang menawarkan jasanya, bahwa hanya dalam sekejap mata, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem. Sekembalinya dari Yerusalem, Menelik I mendirikan ‘Solomonic Dynasty’ dan kerajaan Akum sekaligus mengadopsi Hukum Musa (Law of Moses/Taurat). Solomonic Dynasty selanjutnya dikenal dengan ‘Ethiopian Solomonic Dynasty. Namun pada masa dinasti Raja Ezana, pada abad ke-4 Masehi, Hukum Musa diganti dengan ‘Bible’ (Kristen). Kristen Ethiopia adalah Kristen Ortodox, yang dikenal dengan Ethiopian Orthodoz Tewahedo. Sebelum Eropa menerima Kristen sebagai agama di sana, Ethiopia telah terlebih dahulu menerima Kristen sebagai agama negara.
Perlu diketahui, bahwa Kerajaan Aksum pernah menguasai Sudan selama beberapa tahun. Ethiopia adalah satu-satunya negara Afrika yang tak pernah dijajah oleh bangsa Eropa, namun pernah diduduki oleh fasis Italia pada tahun 1936–1941. Pada tahun 1941, bersama tentara Kerajaan Inggris, Ethiopia dapat mengusir Italia keluar dari negeri itu. Kaisar Heile Selassie I menguasai Kerajaan Ethiopia pada tahun 1930 – 1974, sebelum beliau digulingkan oleh Letnan Kolonel Mangistu Haile Mariam pada tahun 1974. Kolonel Mangistu adalah seorang komunis yang dikenal sangat dictator, menguasai sangat mutlak Ethiopia, mengendalikan pemerintahannya dengan menggunakan sebuah lembaga yang bernama ‘Derg” (committee). Pada tahun 1978 terjadi perang perbatasan dengan Somalia, memperebutkan lembah Ogaden. Kolonel Mangistu menguasai Ethiopia selama 17 tahun, dan pada tahun 1991, Derg’s kolaps, karena adanya pemberontakan yang dipelopori oleh Ethiopian Peoples Revolutionary Democratic Front (EPRDF), yang akhirnya membuat Kolonel Mangistu melarikan diri ke Zimbabwe. Tahun 1991 – 1995, pemerintah transisional dibentuk yang beranggotakan 27 politisi, dengan tugas pokok membubarkan sentralisasi kekuasaan dan membentuk negara yang bebas dan demokratis. Pada bulan Aghustus 1995, Ethiopia berubah menjadi suatu negara federal dengan nama Federal Democratic Republic of Ethiopia. Negara federal ini didasarkan atas pembagian etnis.
Negara Federal Ethiopia memisahkan kekuasaan Kepala Negara (Presiden) dan Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri). Terpilih sebagai Perdana Menteri (Agustus 1995) adalah Meles Zenawi, dan terpilih kembali pada bulan Oktober 2000. Pada tanggal 8 Oktober 2001 terpilih Letnan GIRMA Wolde-Giorgis sebagai Presiden. Kekuasaan presiden dibatasi setiap 6 (enam) tahun. Sejarah paling memilukan pada masa pemerintahan demokrasi Ethiopia adalah ketika terjadi pemberontakan bangsa Eritrea pada tahun 1991. Eritrean People’s Liberation Front (EPLP) yang dipimpin oleh Isaias Afwerki mengambil kontrol Eritrea dan pada tanggal 23-25 April 1993 diadakan referendum di bawah pengawasan PBB. Pada tanggal 24 Mei 1993, Eritrea merdeka dan resmi memisahkan diri dari Ethiopia.
Perkembangan Islam di EthiopiaIslam dianut oleh 50% dari total penduduk Ethiopia. Islam masuk pertamakali ke Ethiopia pada abad ke-7 Hijrah, ketika Nabi Muhammad s.a.w. melakukan hijrah beliau yang pertama ke negara tersebut (615 Masehi). Bagi kebanyakan orang Islam, Ethiopia disinonimkan sebagai kebebasan dari siksaan dan emansipasi dari rasa ketakutan (freedom from persecution and emancipation from fear), atau ekspresi kebebasan dan kepercayaan (freedom of expression and beliefs). Sedangkan hijrah kedua yaitu ke Madinah Al-Munawwarah disebut sebagai berakhirnya era penindasan (freedom from oppression).
Jejak-jejak hijrah Nabi s.a.w. direkam oleh Allah s.w.t. sebagai tersurat dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 13 Ketika Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Ethiopia, beliau diterima secara terhormat oleh Raja Abyssinia, Negus Al-Asham. Oleh karena itu, setelah beliau kembali ke Mekkah, beliau mengutus Ja’far (saudara sepupu), membawa surat yang isinya mengajak Raja Negus Al-Asham masuk Islam. Karena raja Negus masih ragu, maka 6 (enam) tahun kemudian beliau mengutus Amir ibn Umayya untuk membawa surat serupa, dan akhirnya beliau memeluk Islam secara sukaela. Namun keluarga dan gereja tidak bisa menerima keadaan ini, dan setelah beliau wafat keadaan berbalik seperti semula (Kristen Ortodox). Pada abad ke-10, dinasti Fatimiyah di Mesir menekan Gereja Koptik Mesir agar Gereja Ortodox dan Pemerintah Ethiopia memberi kebebasan kepada penganut Muslim untuk melaksanakan ajaran Islam, mendirikan Masjid dan melindungi para pedagang Muslim.
Salah satu pejuang Islam yang sangat terkenal di Ethiopia adalah Imam Ahmad ibn Ibrahim al-Ghazi, dikenal dengan sebutan Ahmad Gran. Beliau mengontrol Harar dan Somalia, tenggara Ethiopia. Pemerintahan Ottoman di Mesir memberikan bantuan kedpada Ahmad Gran untuk melawan kolonialis Portugis. Sejak saat itu, pengaruh Islam di Ethiopia sangat terasa, dan akhirnya pada abad ke-14 ada 7 (tujuh) kesultanan yang menganut Islam, yaitu Yifat, Dawaro, Arbabini, Hadiya, Shakara, Bali dan Dara. Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta sampai 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga setelah Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, karena Ethiopia mempunyai keunikan, yaitu sejak awal, negeri ini didirikan oleh orang-orang yang mempunyai komitmen kuat terhadap agama Yahudi dan Nasrani, sejak Raja Menelik I sampai dengan Kaisar Haile Selassie.
Sehingga kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.

Produk Unggulan Indonesia yang diminati di Ethiopia
Produk Indonesia yang paling banyak diminati oleh pengusaha Ethiopia antara lain adalah:
Alat tulis kantor (stationery)
Kertas & produk kertas
Garments & tekstil
Sabun & deterjen
Bahan bangunan
Elektronik
Plywood
Makanan/foodstuff,
Batu baterei
Baterei Kendaraan
Bahan kimia, Farmasi, dan Peralatan Medis
Sepatu/sandal
Korek api
Perlengkapan rumah, dll.

Perilaku Konsumen.
Mengingat bahwa Ethiopia merupakan salah satu negara berkembang, maka penduduknya lebih tergantung pada informasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Untuk itu, publikasi/promosi produk/jasa secara baik akan dapat meningkatkan pasar ekspor produk/jasa dari Indonesia ke Ethiopia. Sebagai contoh, sabun B-26 (cream dan batangan) sangat populer di Ethiopia karena publikasi/promosi yang cukup baik dari importir Ethiopia bekerjasama dengan pihak eksportir Indonesia.
Mengingat masih terbatasnya daya beli masyarakat Ethiopia, maka untuk saat ini konsumen Ethiopia lebih mementingkan harga yang murah daripada mutu yang tinggi. Sedangkan untuk warganegara asing di Ethiopia, harga tidak menjadi masalah ataupun ukuran selama suatu produk memiliki mutu yang cukup baik.
Importir Ethiopia lebih menyukai untuk mengimpor langsung produk-produk Indonesia daripada harus melalui negara/pihak ketiga guna menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain itu, para pengusaha/importir Ethiopia sangat antusias untuk berhubungan secara langsung dengan para pengusaha/eksportir Indonesia, baik dalam temu bisnis maupun dalam pameran-pameran dagang.
Pengusaha/importir Ethiopia sangat kritis terutama mengenai kepastian informasi harga dan spesifikasi produk Indonesia, barang-barang contoh (sampel), kecepatan dan ketepatan jadwal pengiriman barang ke Ethiopia, kemudahan komunikasi antara importir dan eksportir, kepercayaan antara importir dan eksportir, dll.
Produk-produk Indonesia dinilai oleh konsumen Ethiopia sebagai produk bermutu tinggi dan memiliki harga yang terjangkau, apabila dibandingkan dengan produk-produk dari Eropa.

Sumber : http://chamzawi.wordpress.com/2008/07/26/islam-di-ethiopia-dan-eritrea/http://id.wikipedia.org/wiki/Ethiopiahttp://www.angelfire.com/id/indoadis/PASAR.HTM/

Tidak ada komentar: