Negara Maju
Profil Negara Selandia Baru
Selandia Baru, merupakan negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik Selatan. Negara ini memiliki dua pulau besar yang mencakup mayoritas daratannya, termasuk juga sejumlah pulau kecil disekitarnya. Selandia Baru memiliki dua wilayah luar. Tokelau dan Ross Dependency (di Antartika). Pemerintahan otonomi khusus Niue dan Cook Islands termasuk dibawah asosiasi Selandia Baru, yang dapat secara mandiri mengelola kepentingan luar negeri dan pertahanan mereka.
Selandia Baru terkenal dengan pemandangan gunung salju dan ladang rumputnya yang indah. Reputasinya sebagai yang terdepan dalam pertanian berakar dari pandangan tradisional masyarakatnya tentang arti penting pertanian sebagai penunjang ekonomi untuk mengimbangi rendahnya tingkat populasi dihampir setiap daerah. Mayoritas masyarakat Selandia Baru hidup di daerah perkotaan, dan saat ini banyak dari mereka yang hidup dalam industri jasa seperti pariwisata. Ibukota Selandia Baru adalah Wellington, dan kota kosmopolitan utamanya adalah Auckland.
Orang Polinesia pertama kali menduduki kepulauan Selandia Baru sekitar 800-1000 tahun lalu. Menurut legenda, mereka menamakan kepulauan tersebut dengan Aotearoa (“Tanah Awan Putih Berarak”). Keturunannya adalah suku Maori. Orang Inggris menjadi bangsa Eropa pertama yang datang ke kepulauan ini, yang kemudian bertambah populasinya setelah Selandia Baru menjadi koloni Kerajaan Inggris di 1840. Sampai pertengahan abad 20 populasi penduduk non-Maori Selandia Baru didominasi oleh pendatang dari Eropa. Komposisi etnis negeri ini menjadi semakin kompleks dengan mulai banyaknya migrasi pendatang dari Kepulauan Pasifik dan Asia. Di tahun 1907 Selandia Baru menjadi pemerintahan dominion tersendiri dalam Kerajaan Inggris. Saat ini sebagai sebuah negara merdeka, Selandia Baru memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Inggris sebagai anggota penuh Negara-Negara Persemakmuran, tapi dengan tetap meningkatkan identitasnya sebagai sebuah negara yang menjadi bagian dalam kawasan Pasifik dan Asia.
Potensi Selandia Baru sebagai Negara Adikuasa
Selandia Baru merupakan negara yang cukup memiliki peranan dalam politik internasional. Komitmen negara tersebut untuk berperan aktif dalam perdamaian dunia dan rezim keamanan internasional membuatnya memiliki semangat dan reputasi tersendiri. Kalangan internasional saat ini banyak yang memandang Selandia Baru sebagai tempat yang baik untuk berinvestasi dan juga merupakan negara yang sangat tanggap mengenai konflik-konflik internasional.
Kemampuan Selandia Baru untuk bangkit dari stagnasi perekonomiannya di tahun 1980-an membuktikan bahwa negara ini memiliki kekuatan yang besar. Pencapaian yang didapatkan Selandia Baru tersebut tidak terlepas dari peranan pemerintah dan masyarakatnya pada saat itu untuk mendongkrak potensi ekonomi mereka.
Selandia Baru juga telah lama aktif dalam peristiwa-peristiwa internasional. Dalam usaha-usaha masyarakat internasional untuk menciptakan perdamaian, Selandia Baru dikenal sebagai salah satu pendiri Organsasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), peranan dan dukungannya dalam organisasi tersebut merupakan kebijakan luar negeri inisiatif Selandia Baru. Selain dalam PBB, Selandia Baru juga terlihat berpartisipasi dalam sejumlah perjanjian internasional yang bertema keamanan, penanggulangan kejahatan, dan hak asasi manusia.
Nilai positif Selandia Baru tidak hanya datang karena partisipasi aktifnya dalam kegiatan internasional. Apabila ditelusuri, hal yang sangat berperan dalam nilai tersebut adalah sikap kebijakan luar negeri yang tidak agresif, seperti kebijakan dekolonialisasi di kawasan Pasifik Selatan, mendukung pelucutan nuklir, berbagai protes dalam kebijakan perang Amerika Serikat di Afghanistan-Irak, serta peran pasukan-pasukannya sebagai pembangun infrasruktur di daerah konflik.
Kekuatan Selandia Baru
Kekuasaan negara adalah sebuah hak dinamis yang dapat berubah sewaktu-waktu. Seperti halnya tubuh manusia, yang terkadang sehat atau sakit, sebuah negara dalam kehidupannya juga dapat mengalami “sakit”, “sehat”, “kuat”, “lemah”, dan bahkan “mati” karena disebabkan oleh beberapa permasalahan. Kekuasaan sebuah negara adalah mekanisme yang sangat rumit yang terdiri atas saling ketergantungan antar unsur.
Mengukur kekuasaan (power) sebuah negara, adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengukur potensi sebuah negara, dapat dilihat dari kekuatan (force) yang dimilikinya. Umumnya kekuasaan atau power diukur berdasarkan sumber-daya negara. Negara yang memiliki sumber-daya (resources) yang besar, akan digolongkan sebagai: negara besar, negara kuat, atau negara adikuasa. Jadi, ukuran “kekuasaan” dilihat dari unsur-unsur “kekuatan” dan “sumber-daya” yang dimilikinya.
Selain itu, terdapat juga konsep lain yaitu kapabilitas (capabilities) suatu negara. Kapabilitas dapat disebut sebagai faktor kemampuan untuk melaksanakan kehendak, dalam perkembangannya, kapabilitas sebuah negara tidaklah selalu seiring dan tidak selalu proporsional dengan power yang dimilikinya. Kekuasaan, kekuatan, pengaruh, dan sumber-daya tidaklah selalu sama dan sebanding dengan kapabilitas.
Hans J. Morgenthau dalam bukunya Politics Among Nations menyebutkan bahwa kekuatan sebuah negara memiliki sembilan unsur, yaitu: (1) geografi; (2) sumber pendapatan alami untuk makanan dan bahan mentah; (3) kemampuan industri; (4) military preparedness seperti teknologi, kepemimpinan, kuantitas dan kualitas angkatan perang; (5) populasi yang terdiri dari persebaran dan kualitasnya; (6) karakter nasional; (7) moral nasional; ( 8 ) kualitas diplomasi; dan (9) kualitas pemerintahan.
Berikut gambaran Selandia Baru apabila dilihat dari sembilan unsur kekuatan negara menurut Morgenthau:
1. Geografi (posisi strategis): Tidak terletak di jalur strategis perdagangan dunia, tapi memberikan kemudahan untuk berhubungan dengan kawasan-kawasan seperti, Pasifik Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika.
2. Sumber pendapatan alami (makanan dan bahan mentah): Memiliki potensi sumber-daya perikanan yang baik. Kondisi alam yang sejuk mendukung tingginya aktivitas pertanian, kehutanan, dan peternakan.
3. Kemampuan industri: Pemrosesan makanan, kayu, kapal, manufaktur, dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi komoditas utama yang laku di pasaran dunia.
4. Militer: Telah lama dikenal baik ketentaraannya. Jumlah dan jenis persenjataan dan fasilitas militer diutamakan untuk melindungi daerah teritorial, sehingga lebih banyak pada alat pertahanan udara, dan laut.
5. Populasi: Populasi dapat dikatakan rendah, karena dibandingkan dengan luas wilayahnya, penyebaran penduduk hanya terkonsentrasi pada dua kota besar yaitu Wellington dan Auckland.
6. Karakter nasional: Memiliki citra sebagai negara pelopor di kawasan dan aktif menjaga perdamaian dunia (pelopor dekolonialisasi, pelucutan senjata nuklir di Pasifik Selatan, dan pasukan perdamaian)
7. Moral nasional: Masyarakat memiliki tingkat kedisiplinan tinggi, sangat berpartisipasi dalam olahraga serta mengutamakan kesehatan. Pandangan mereka mengenai keberagaman etnis sangat moderat.
8. Kualitas diplomasi: Terkenal aktif dalam kegiatan internasional dan memiliki posisi tawar yang kuat dalam aspek ekonomi. Kemampuan Selandia Baru dalam ekspor menjadi nilai penarik sekaligus “senjata”. Seperti embargo ekonominya terhadap Fiji.
9. Kualitas pemerintahan: Kelompok partai oposisi sangat kritis dalam menanggapi isu-isu nasional, tapi tanggapan pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan terkesan lambat atau terkadang tidak efektif. Seperti kebijakan untuk mengharuskan setiap warga Selandia Baru untuk bekerja, namun tanpa didukung dengan penyediaan lapangan kerja yang lebih luas.
Dari sembilan indikator kekuatan negara tersebut dapat kita pahami bahwa untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat harus dibangun debgab pondasi yang kuat menuju indikator yang dipersyaratkan. Dilihat dari hubungan-hubungan dalam indikator tersebut, kekuatan politik dapat terdiri dari kekuatan militer, kekuatan ekonomi, dan kekuatan dalam mempengaruhi pendapat umum.
Dari tiga hal tersebut pada negara Selandia Baru dapat dilihat bahwa hanya kekuatan ekonomi-lah yang kuat. Selandia Baru memang memiliki peranan yang tidak sedikit dalam politik internasional, akan tetapi potensi yang belum cukup untuk menjadi sebuah negara adikuasa. Dalam tingkat regional kekuatan Selandia Baru sangatlah berpengaruh, namun lain halnya apabila di tingkat global karena Selandia Baru akan berhadapan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, Jepang, dan lainnya yang memiliki potensi lebih besar.
Ekonomi
Perekonomian negara Selandia Baru bertumpu pada perdagangan hasil laut sejak abad ke-19, ketika bangsa Eropa membuat koloni di pulau itu. Kebanyakan dari infrastruktur negara dikembangkan dengan menggunakan modal dari luar negeri. Barang-barang impor dan pinjaman luar negeri dibayar dari hasil ekspor daging dan mentega beku. Pada awal tahun 1970-an Selandia Baru mengalami kemerosotan perekonomian yang sangat drastis, keadaan ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak yang berakibat pada berkurangnya permintaan dunia terhadap barang-barang primer Selandia Baru dan tersendatnya akses Selandia Baru ke dalam pasar Inggris setelah terbentuknya Uni Eropa. Beberapa faktor lain seperti krisis minyak juga turut mempengaruhi kelangsungan perekonomian Selandia Baru; yang selama beberapa periode sebelum tahun 1973 sempat mencapai tingkat kehidupan standar seperti Australia dan Eropa barat. Akan tetapi seluruh pencapaian tersebut kemudian tersendat berlarut-larut dalam krisis ekonomi. Di saat standar hidup Selandia tertinggal dibelakang Australia dan Eropa Bara, negara ini kemudian pada tahun 1982 dalam survey yang dilakukan oleh Bank Dunia, berada pada tingkat pendapatan per-kapita terendah diseluruh negara-negara berkembang.
Pada petengahan tahun 1980-an pemerintah berinisiatif membuat program untuk melakukan perubahan struktur ekonomi untuk dapat bersaing di dalam pasar bebas, akan tetapi perubahan ini tidak seluruhnya berhasil dalam upaya pemerintah Selandia Baru untuk mengubah keadaan perekonomian menjadi lebih baik. Dalam kenyataannya, beberapa sektor ekonomi tidak dapat bersaing dengan negara lain yang tenaga kerjanya memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah. Industri kendaraan bermotor dihapuskan, sementara itu banyak industri pakaian dan sepatu yang memindahkan daerah operasional mereka ke negara yang tenaga kerjanya lebih murah. Perubahan ini juga berakibat pada kehidupan sosial yang memicu meningkatnya tingkat pengangguran di negara ini. Sejak tahun 1984, pemerintah Selandia Baru berhasil melakukan restrukturisasi makroekonomi utama, yang kemudian merubah negara ini dari negara yang sangat proteksionis menjadi negara dengan ekonomi liberalis. Perubahan-perubahan ini dikenal sebagai Rogernomics dan Ruthanasia, yang berasal dari nama dua menteri keuangannya Roger Douglas dan Ruth Richardson.
Pertanian dan perkebunan sangatlah penting dalam kegiatan perekonomian Selandia Baru, akan tetapi kegiatan agrikultur ini tidak mendapat subsidi dari pemerintah karena perubahan sistem dan peraturan perekonomian pada tahun 1980-an. Selain itu, ikan dan hasil laut lainnya merupakan salah satu hasil ekspor Selandia Baru meskipun hasil dari sektor ini tidak terlalu mempengaruhi perkembangan perekonomian negara. Hal yang paling penting dalam kegiatan perekonomian dan merupakan pemberi kontribusi paling besar bagi berkembangnya perekonomian Selandia Baru adalah bidang layanan jasa, layanan jasa ini sangat berperan dalam peningkatan GDP dan pengurangan tingkat pengangguran di negara ini. Layanan jasa ini mencakup bidang pariwisata, transportasi, pendidikan, kesehatan, konsultan bisnis, dan juga dalam bidang perbankan. Pariwisata merupakan salah satu komponen penting dalam bidang pelayanan jasa ini, 10 persen dari pekerjaan yang ada di Selandia Baru ialah di bidang industri pariwisata.
Hasil tambangnya tidak besar, namun kaya dengan sumber alam hutan. Industrinya terutama terdiri dari pengolahan produk pertanian, hutan dan peternakan. Hasil-hasil ini kemudian diekspor. Industrialisasi pertanian di Selandia Baru sudah terealisasi. Komoditi pertanian terutama adalah gandum dan buah-buahan. Bahan pangan tak swasembada, perlu diimpor dari Australia. Usaha peternakannya yang sangat maju merupakan dasar perekonomian. Produk susu dan daging adalah produk ekspor yang paling utama. Volume ekspor bulu domba Selandia Baru menempati urutan pertama di dunia, dengan mencapai 25 persen. Selandia Baru juga kaya dengan hasil perikanan, dan merupakan zona ekonomi khusus nomor empat di dunia. Lingkungannya segar, iklimnya nyaman, pemandangannya indah, dan obyek pariwisatanya tersebar di seluruh negeri.
Target ekonomi pemerintah saat ini terpusat pada upaya untuk mendapatkan perjanjian perdagangan bebas dan pembangunan “pengetahuan ekonomi”. Di tahun 2004, pemerintah Selandia Baru mulai mendiskusikan perjanjian perdagangan bebas dengan China. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh Selandia Baru adalah defisit akun yang mencapai 8,2 % dari GDP, lambatnya perkembangan di sektor ekspor non-komoditas, dan perkembangan produktivitas buruh.
Sumber : http://newzeanando.wordpress.com/tentang-selandia-baru/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
thanks udh ngepost profil slndia bru... kbtuln lgi prlu bget!! bner2 brguna! skli lg thanksss!!!
postingan ini benar-benar bagus! terimakasih sudah di share.
Posting Komentar